Sunday, June 15, 2008

Kotbah Anak (HR Tubuh & Darah X'Tus)

“ TERLIBAT YUUKS ...”
Oleh: Bambang Harjamto, Yustinus


“ HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS ”
Bacaan: Yoh 6:51-59

Anak-anakku yang mengasihi dan dikasihi Tuhan Yesus, frater mengucapkan “SELAMAT PAGI”. Nah, di hari yang cerah ini frater bahagia sekali karena semua yang datang di Gereja terlihat semangat sekali. Coba sekarang frater akan bertanya, siapa yang tahu kerbau? Nah, kerbau itu makannya apa? Ya betul sekali, kerbau yang longa-longo itu makanannya adalah rumput yang lembut, maka ia dikenal sebagai binatang yang penurut, gendut, banyak makan, bahkan kalau sedang tidur pun sambil mengunyah makanan. Hidupnya lebih banyak tidur dan makan daripada bekerja, maka sering ada kata-kata “Bodho kaya kebo” yang artinya bodoh seperti kerbau. Nah kalau macan makannya apa? Ya betul, makanannya adalah daging. Ia suka berburu, sehingga dikenal cerdik dalam menangkap mangsanya, larinya cepat, ganas dan buas. Siapa yang dekat-dekat bisa dimakannya. Binatang-binatang ini mempunyai ciri khas masing-masing pada apa yang menjadi makanannya, berhubungan dengan sifat kebinatangannya juga. Apa yang dimakan atau masuk ke dalam perutnya bisa menentukan sifatnya. Nah, kalau kerbau suka makan rumput, maka dia juga malas-malasan, sedangkan kalau macan suka berburu dan makan daging, maka ia suka bekerja keras, semut suka makan gula yang lebih besar dari tubuhnya, maka mereka suka bersama-sama dan bergotong royong. Kalau ikut Misa, terus kita makan Roti dan minum Anggur, maka itu nanti yang akan menentukan sifat-sifat kita, agar semakin dekat dengan Tuhan Yesus.

Anak-anakku, pada hari ini kita berkumpul di sini untuk merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Tadi bacaan Injilnya berisi tentang apa? Ya, tadi Yesus mengatakan, AKULAH ROTI KEHIDUPAN. Diingat-ingat ya? Dulu Yesus pun membagi-bagi roti dan meminta para muridNya untuk bersama-sama makan. Bahkan minum anggurnya pun bersama-sama dari satu cawan (gelas). Yesus dan murid-muridNya juga makan roti bersama-sama untuk menunjukkan sifat mereka, yaitu senang berkumpul dan bersama-sama. Maka murid-murid Yesus ini menjadi kelompok yang kuat. Kalau bersatu, akan kuat. Frater pernah menyapu, tapi susah karena hanya pakai satu lidi. Terus lidi ini frater gabung-gabungkan menjadi satu, dan jadilah sapu lidi ... akhirnya frater bisa nyapu deh. Lidinya ada yang pendek, gendut, jangkung, ada yang nyebelin ... tapi mau bersatu. Tetapi semua punya tugas yang sama penting yaitu membersihkan sampah yang berserekan. Setiap lidi punya tugas masing-masing.

Nah, anak-anakku, murid-murid Yesus juga bersatu bersama Kristus. Saat mereka berkumpul bersama, maka mereka itu sebenarnya juga berkumpul dengan saudara-saudaranya. Kita yang di sini, anak-anak, bapak ibu, kakak adik, setiap minggu juga berkumpul dengan saudara-saudara kita yang seiman, yaitu saat pergi ke Gereja. Ingat lagu “Hari ini kurasa bahagia, berkumpul bersama saudara seiman...”

Berkumpul dengan saudara berarti juga berkumpul dengan Yesus. Kapan? Ya saat komuni... menyantap Roti Kehidupan. Anak-anak suka roti? Kalau menyantap roti akan mendapat apa? Gizi! Tapi kalau menyantap Roti Komuni akan mendapatkan gizi bukan sembarang gizi, tapi Gizi Kehidupan, sehingga kalau mau belajar, bermain, menjadi semangat, gembira dalam hidup karena mendapatkan Gizi Kehidupan yang menyegarkan jiwa dan raga. Dan akan lebih bergizi lagi kalau mau ditambah dengan santapan pelengkap yang lain, yaitu rajin berdoa, rajin ke Gereja, rajin membantu keluarga di rumah, dsb. Tapi frater, kami kan masih kecil, belum boleh komuni??? Nah oleh karena itu, ayo makanya jangan malas ke Gereja, kalau rajin ke Gereja maka besok kalo gedhe bisa terima komuni... dan jangan khawatir, meski belum komuni, tapi kan sudah boleh terima komuni bathuk? Ya to? Pokoknya yang penting bisa kumpul bareng di Gereja, syukur-syukur kalau ikut terlibat juga dalam kegiatan Gereja, seperti PIA, PIR, Misdinar, dsb. Woow... itu Tuhan Yesus akan lebih gembira lagi karena mau berkumpul dengan saudara-saudaranya, ingat Tuhan pernah berkata, barangsiapa berkumpul 2 atau 3 orang atas namaKu, Aku hadir di tengahnya...

Lha itu kan di Gereja, bagaimana bila di keluarga? Oh di keluarga juga Tuhan Yesus mau datang... misalnya selalu berdoa bersama. Tidak harus yang memulai dari bapaknya, tapi dari anaknya juga bisa. Coba besok usul pada bapak ibu, Pak, Bu, biar saya saja yang mimpin doa makan... wah, Tuhan Yesus pasti tambah seneng banget.

Sekali lagi frater mau mengajak anak-anakku semuanya untuk terlibat dalam Gereja dan Keluarga, biar besok kalau sudah besar menjadi orang yang baik. Ingat kan ada pepatah, “Seperti padi, semakin tua semakin berisi, tua-tua keladi makin tua juga makin berisi". Dan untuk anak-anakku, maka bila sering aktif mengikuti kegiatan Gereja atau keluarga, besok akan menjadi orang yang semakin tambah tua, tambah usia, tambah iman, tambah pintar berdoa, tambah suci, dst. Dan yang paling pentng tambah dekat dengan Tuhan Yesus, alias semakin berpegang para perintah atau kehendak Tuhan.

Anak-anakku, kita harus bersyukur karena Tuhan Yesus telah bersedia menjadi Roti Hidup, yang merelakan tubuhNya untuk dibagi-bagi menyelamatkan kita. Maka sayang sekali kalau sampai tidak bisa berangkat ke Gereja kasihan sama Tuhan Yesus, sudah capek-capek mati disalib untuk kita, tapi kita malah tidak ke Gereja.

Pernah ada cerita dari seorang romo tentang seorang anak yang rela meninggalkan rumah karena diancam ayahnya. Mengapa? Soalnya ia dilarang ayahnya untuk ke gereja, jadinya anak itu nekad pergi dari rumah, dan tidur di jalanan, tepat sehari sebelum ia mengikuti Komuni Pertamanya. Setelah selesai acara Komuni Pertama dan semua orang sudah pulang, ia berkata pada pastor bahwa ia memilih tidak pulang ke rumahnya karena tidak tahan dengan kekerasan dan perkataan kasar ayahnya yang semakin menjadi-jadi semenjak kematian ibunya. Lalu anak tunggal ini diantarkan pastor ke sebuah panti asuhan untuk mendapat tempat tinggal dan pendidikan; akhirnya, asat besar ia bisa menjadi orang yang berguna. Ia memilih mengikuti Yesus yang mengasihinya daripada tinggal dengan orang tua yang mengajarkan hidup dengan kekerasan. Maka untuk bapak ibu yang di sini, saya mengajak, AYO untuk membimbing putera-puterinya dekat dengan Tuhan. Caranya? Ya jangan terlalu melarang anaknya untuk ikut kegiatan Gereja. Bila anak ingin ikut misdinar, ya ijinkalah untuk ikut. Melarang boleh, hanya jangan sampai keterlaluan.

Orang tua yang baik bisa membawa ankanya untuk memahami bahwa mengenal Kristus akan membawa pada kehidupan kekal. Tidaklah baik untuk membiasakan diri datang terlambat Misa dan pulang sebelum Berkat Penutup. Tidak lagi mencuri-curi membagi hosti dan memberikannya pada anak yang merengek ingin mendapatkan hosti padahal belum komuni pertama. Ajaklah anak untuk bisa terlibat dalam Gereja. Tahun ini, Keuskupan Agung Semarang menyediakan banyak sarana dengan mengangkat tema Tahun Anak dan Remaja. Nah, oleh karena itu, anak-anakku sekalian, tidak usah takut-takut untuk minta pada bapak atau ibu agar diperbolehkan ikut kegiatan Gereja. Ingat, santo Paulus saja pernah mengatakan "Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh". Gereja itu juga seperti roti yang satu ini, biarpun banyak orangnya, tapi kan tetap bersama dalam gereja, semua bersatu.

Baik, sekarang frater akan bertanya, Siapa yang suka berdoa? Siapa yang suka pergi ke Gereja? Siapa yang ingin menjadi misdinar atau yang mimpin lagu atau yang membaca Kitab Suci? Siapa yang besok kalau sudah gedhe mau jadi Romo atau Suster? Siapa yang sayang sama bapak ibu? Kalau begitu, semua bisa jadi Anak Tuhan yang baik. Tuhan menjadi tubuhnya, dan kita adalah tangan, kaki, jari jemari-Nya, dan Tuhan pasti tidak akan meninggalkan kita. Ya kan?

Nah, semoga di hari istimewa ini, anak-anakku semuanya semakin senang ikut acara di Gereja, dan yang paling penting, berkumpul bersama ikut Misa di Gereja setiap hari Minggu bersama bapak ibu, adik kakak, dan semuanya saja. Karena apa? Karena Tuhan Yesus hadir saat Misa dalam rupa Tubuh dan Darah yang bisa kita santap, sehingga Tuhan Yesus selalu dekat di hati. Oke ya? Terima kasih anak-anakku.

No comments: